Sabtu, 11 Februari 2012

Sejarah Dinasti Bani Umayyah

Sejarah Dinasti Bani Umayyah

(DINASTI BANI UMAYYAH (41-132 H / 661-750 M)
    
Biografi Mu’awiyah bin Abi Sufyan (pendiri Dinasti Umayyah)
Nama lengkapnya adalah Mu’awiyah bin Abi Sufyan bin Harb bin Umayyah bin Abdi Syam bin Manaf. Ia termasuk kalangan bangsawan Quroisy, pendiri dan kholifah pertama Dinasti Umayyah. Ia keturunan Abdul Manaf. Mu’awiyah memiliki hubungan keluarga dengan Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam. Ia lahir di zaman jahiliyah (pra Islam), dan baru memeluk Islam ketika penaklukan kota Makkah (Fathu Makkah), bersama tokoh-tokoh Quroisy lainnya. Sebelumnya Mu’awiyah adalah salah satu orang yang sangat memusuhi Islam, namun setelah masuk Islam banyak jasa-jasanya dalam membela agama Islam. dan dalam karier politiknya dimulai pada masa Khulafaur Rosyidin, ia diangkat sebagai panglima perang (632-661 M), ia ditugaskan untuk merebut wilayah Palestina, Suriah, dan Mesir dari Kekaisaran Romawi yang menguasai kawasan itu sejak tahun 63 SM. Ia juga membantu Kholifah Abu Bakar dalam memerangi orang-orang murtad. Sedangkan pada masa Kholifah Umar bin Khottob dan Utsman bin Affan, ia diangkat menjadi gubernur di daerah Syam/Palestina

Sebab berdirinya Dinasti Umayyah
Setelah terbunuhnya kholifah Utsman bin Affan, semula Mu’awiyah sangat berambisi untuk menggantikan Utsman, tapi gagal karena Ali bin Abi Tholib telah dibai’at menjadi kholifah. Walupun demikian Mu’awiyah tidak kehabisan akal untuk menggoyang kepemimpinan Ali, ia menuntut pengusutan atas pembunuhan Utsman, namun kholifah Ali tidak segera mengindahkan seruannya itu. Dan juga kholifah Ali memecat beberapa gubernur yang diangkat di masa Utsman. Sehingga muncullah beberapa pemberontakan, yang salah satunya adalah pemberontakan dari pihak Mu’awiyah. Ketika kholifah Ali sudah hampir memenangkan perang melawan pemberontak Mu’awiyah, dengan cepat  dan licik kelompok Mu’awiyah itu mengusulkan gencatan senjata berupa tahkim (perundingan). Namun akibat dari perundingan ini mengakibatkan kekecewaan dan keluarnya sekelompok orang dari kesetiaan terhadap kholifah Ali (kelompok Khawarij), mereka keluar karena tidak setuju adanya perundingan dengan Mu’awiyah. Dan isi perundingan yang diajukan oleh Mu’awiyahpun dianggap merugikan pihak kholifah Ali, maka peperangan kedua antara Ali dan Mu’awiyah meletus kembali, sehingga pada akhirnya kemenangan jatuh ke tangan Mu’awiyah. Terutama karena kematian kholifah Ali oleh salah seorang pengikut Khawarij yang membunuh beliau. Kemudian pada awalnya ada upaya dari Hasan putera Ali untuk menuntut balas atas kematian ayahnya, dan juga ada pihak-pihak yang menginginkan agar Hasan yang menggantikan posisi ayahnya. Namun Sayyidina Hasan merasa bahwa dirinya tidak memiliki kemampuan dan kekuatan, sehingga pada akhirnya ia mengakui Mu’awiyah sebagai kholifah. Namun masa keholifahan setelah kholifah Ali bin Abi Tholib tidak lagi disebut sebagai Khulafaur Rosyidin, karena setelah masa itu jabatan kholifah tidak lagi melalui sistem demokrasi (melalui pemilihan), melainkan menggunakan sistem monarki (turun menurun).
 Kebijakan-kebijakan kholifah Mu’awiyah
1.    Perluasan wilayah Islam ke daerah timur, yaitu : Qoiqan, Perbatasan Sungai Nil, Bannah, Lahore, dan Khurasan, yang mayoritas saat ini berada di negara India.
2.    Perluasan wilayah Islam ke daerah barat, yaitu Byzantium (Romawi Timur) yang beribu kota Konstantinopel, yang mayoritas penduduknya beragama Kristen Ortodpks Yunani, yang pengaruhnya mencapai hampir semua kawasan timur.
3.    Perluasan wilayah Islam ke Laut Tengah, dengan 1.700 kapal perang menyerbu pulau-pulau di sekitar Yunani, sehingga pulau Rhodesa dan Cyprus berhasil ditaklukkan.
4.    Penyerbuan ke Konstantinopel ke-1 (48 H/669 M).
5.    Penyerbuan ke Konstantinopel ke-2 (58 H/678 M). kota itu dikepung selama 2 tahun, namun setelah mendapat kabar kematian Mu’awiyah, maka pasukan Islam kembali ke Damaskus.
6.    Perluasan wilayah Islam ke Afrika Utara (50 H/671 M), yaitu : daerah Maroko (Maghribi), Tunisia, Kartago, dan kota Kairun.

Jasa-jasa kholifah Mu’awiyah
1.      Meletakkan dasar-dasar pemerintahan yang kuat di daerah Syam (Syria).
2.      Menata administrasi pemerintahan dengan baik.
3.      Membentuk angkatan bersenjata (militer).
4.      Meningkatkan kesejahteraan rakyat.
5.      Mendirikan percetakan uang, dan mendirikan pos surat.
6.      Membuat anjungan di dalam masjid, yang berguna sebagai pengaman.
7.      Mendirikan istana untuk kholifah.
Kholifah-kholifah Dinasti Umayyah di Suriah
1.        Mu’awiyah bin Abi Sufyan (41-60 H / 661-680 M).
2.        Yazid bin Mu’awiyah (60-64 H).
3.        Mu’awiyah bin Yazid (64-64 H).
4.        Marwan bin Hakam (64-65 H).
5.        Abdul Malik bin Marwan (65-86).
6.        Walid bin Abdul Malik (86-96 H).
7.        Sulaiman bin Abdul Malik (96-99 H).
8.        Umar bin Abdul Aziz (99-101 H).
9.        Yazid bin Abdul Malik (101-105 H).
10.    Hisyam bin Abdul Malik (105-125 H).
11.    Walid bin Yazid (125-126 H).
12.    Yazid bin Walid (126-127 H).
13.    Ibrohim bin Walid (127-127 H).
14.    Marwan bin Muhammad (127-132 H / 745-750 M).
  
Kholifah-kholifah Dinasti Umayyah di Andalusia/Spanyol
1.        Abdurrahman I (139-172 H / 756-786 M).
2.        Hisyam I (172-180 H).
3.        Al-Hakam I (180-207 H).
4.        Abdurrahman II (207-238 H).
5.        Muhammad I (238-272 H).
6.        Mundzir I (273-275 H).
7.        Abdullah (275-300 H).
8.        Abdurrahman III (300-350 H).
9.        Al-Hakam II (350-366 H).
10.    Hisyam II (66-391 H).
11.    Muhammad II (391-400 H).
12.    Sulaiman (400-401 H).
13.    Hisyam III (401-404 H).
14.    Sulaiman (404-407 H).
15.    Abdurrahman IV (404-407 H).
16.    Abdurrahman V (409 H).
17.    Muhammad III (414-416 H).
18.    Hisyam IV (418-423 H / 1027-1031 M).
  
Usaha-usaha kholifah Walid bin Malik
1.      Menjadikan Bahasa Arab sebagai bahasa resmi, baik di Yunani, Persia dan di Mesir.
2.      Meresmikan mata uang negara (77 H), berupa uang logam dengan tulisan kalimat Tauhid.
3.      Mengalahkan suku Barbar di Afrika Utara.
4.      Menaklukkan Andalusia/Spanyol, Barat Daya Eropa (711 M), di bawah pimpinan Thoriq bin Ziyad  melalui Selat Jibral Tar (Jabal Thoriq).
5.      Menaklukkan beberapa negara dan kota, yaitu : Transoxiana, Balkh, Sungai Oxux, kerajaan Shubhanyan, Bikund, Merv, Bukhoro, Samarkhand, Kush, Nasaf, Farghana, Khujanda, Turkistan dan Khashan. Dan juga ke wilayah China dan Sind (India).
  
Jasa-jasa kholifah Umar bin Abdul aziz
1.      Memerintahkan para ulama untuk membukukan Hadits Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam.
2.      Mengirim para ulama sebagai misi perdamaian ke India, Turki, dan raja-raja di Afrika.
3.      Mengirim buku-buku tentang Islam dan pengetahuan lainnya ke berbagai daerah.
4.      Menarik mundur pasukan Islam yang mengepung Konstantinopel, dan diganti dengan para mubaligh untuk menjelaskan tentang agama Islam.
5.      Membangun rumah-rumah sakit, jalan raya, hotel-hotel, pertanian dan pengairannya, menyediakan dana khusus untuk orang miskin, membangun masjid, dan lain sebagainya.

 Jasa-jasa kholifah Hisyam bin Abdul Malik
1.      Menata administrasi pemerintahan dan keuangan yang kuat dan dapat diandalkan.
2.      Membangun irigasi-irigasi untuk kepentingan pertanian dan air minum.
3.      Membangun pabrik-pabrik pakaian tentara dan senjata.
4.      Membangun usaha-usaha peternakan.

 Prestasi Dinasti Umayyah
1.      Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan, seperti pengetahuan agama (ilmu Hadits, Nahwu, Tarikh, Qiro’at dan ilmu Tafsir). Pengetahuan umum (ilmu Kimia, Kedokteran, Geografi, peternakan dan ilmu Astronomi). Kesenian (Sastra, seni lukis, seni suara, seni pahat, seni sya’ir, seni pidato, dan seni bangunan/arsitektur).
2.      Kemajuan di bidang sosial, seperti mendirikan rumah sakit, rumah yatim piatu, panti jompo, pabrik-pabrik, gedung-gedung, jalan-jalan dan lain sebagainya.
3.      Kemajuan di bidang pemerintahan, seperti mengatur hukum kenegaraan, admistrasi pemerintahan, administrasi keuangan, dan lain sebagainya.
4.      Perluasan wilayah mencapai : Eropa, Afrika, dan Asia.
5.      Kemajuan di bidang kemiliteran.
6.      Kemajuan di bidang budaya, telah berhasil membangun masyarakat modern dan cerdas dengan menggunakan sistem Islam dan Arab.
Referensi : Muslim

0 komentar:

Jumat, 23 Desember 2011

pembagian waris secara islam

Sistem Maklumat Faraid - Pengenalan
 
PENGERTIAN FARAID
Perkataan Faraid dari segi bahasa mempunyai maksud yang banyak. Antaranya ialah menentukan, memastikan, menghalalkan dan mewajibkan. Menurut istilah syarak, Faraid adalah pembahagian harta seorang Islam yang telah meninggal dunia sama ada beliau meninggalkan wasiat atau tidak sebelum kematiannya. Maka harta peninggalannya akan dibahagikan kepada ahli warisnya (seperti  anak, isteri, suami, ibu, dll), menurut hukum Islam. Harta yang dibahagikan kepada ahli waris adalah baki harta yang ditinggalkan setelah ditolak segala pembiayaan pengurusan jenazah, hutang pewaris (zakat, nazar, dll) dan wasiat yang dibenarkan oleh syarak (tidak melebihi 1/3 dari jumlah harta). Bentuk harta yang boleh dibahagikan secara Faraid ialah:
  1. Tanah
  2. Bangunan (rumah).
  3. Barang kemas (emas, perak dll).
  4. Insurans dan Wang tunai (sama ada dilaburkan atau tidak).
  5. Binatang ternakan seperti kambing, lembu, unta, kerbau dll.

 
CARA PENGAMBILAN HARTA PUSAKA
Jalan untuk melakukan pembahagian pusaka ialah dengan terlebih dahulu meneliti siapakah di antara waris yang berhak menerima pusaka dengan jalan Ashabul-Furud, kemudian dicari siapakah yang Mahjud, barulah bakinya diberikan kepada yang berhak menerima Asabah. 1. Ashabul-Furud
Golongan ini mengambil pusaka menurut bahagian yang telah ditetapkan oleh syarak iaitu sama ada 1/2, 1/3, 1/4, 2/3, 1/6 atau 1/8. Mereka terdiri daripada isteri atau suami, ibu atau nenek, bapa atau datuk, anak perempuan atau cucu perempuan, saudara perempuan kandung, saudara perempuan sebapa dan saudara seibu.
2. Asabah
Merupakan golongan yang akan terima baki setelah semua golongan (1) mendapat  bahagian golongan asabah.  Terdapat 3 jenis asabah iaitu:
(a)  Asabah Binafsih
(b)  Asabah Bil Ghoir
(c)  Asabah Maal Ghoir.
(a)  Asabah Binafsih
Pembahagian pusaka dengan jalan menghabisi semua harta, atau mengambil semua sisa untuk sekelian orang lelaki, tidak bersebab atau beserta orang lain. Mereka terdiri daripada 12 orang lelaki iaitu bapa, datuk, anak lelaki, cucu lelaki anak lelaki, saudara lelaki kandung,  saudara lelaki sebapa, anak lelaki saudara lelaki kandung, anak lelaki saudara lelaki sebapa, bapa saudara kandung, bapa saudara sebapa, anak lelaki bapa sudara kandung dan anak lelaki bapa saudara sebapa.
(b)  Asabah Bil Ghoir
Pembahagian pusaka dengan jalan menghabiskan semua harta, atau pengambilan  semua baki untuk semua perempuan dengan sebab adanya orang lelaki lain. Terdiri daripada 4 orang iaitu: anak perempuan atau lelaki, cucu perempuan atau lelaki, saudara kandung perempuan atau lelaki, saudara sebapa atau lelaki perempuan.
(c)  Asabah Maal Ghoir
Pembahagian pusaka dengan jalan menghabisi semua harta, atau mengambil semua sisa untuk sekelian orang perempuan sebab beserta orang perempuan lain. Terdiri daripada 2 orang perempuan iaitu: saudara perempuan kandung  dan saudara perempuan sebapa (berkongsi dengan anak atau cucu perempuan).
3. Dhawil-Arham
Golongan ini akan menggantikan golongan (1) dan (2) setelah kedua-duanya tiada kecuali suami atau isteri tidak menghalang golongan ini mengambil bahagian harta. Tetapi biasanya golongan ini akan terhalang menerima harta. Keadaan ini disebut hijab iaitu dinding yang menjadi penghalang seseorang daripada ahli waris untuk menerima pusaka kerana masih ada ahli waris yang masih dekat hubungan kekeluargaannya dengan simati.  Terdapat 4 golongan Dhawil-Arham (masih ada hubungan kerabat) iaitu: golongan datuk dan nenek, golongan cucu dan cicit  (anak dari cucu), golongan anak saudara dari saudara perempuan dan golongan bapa saudara atau emak saudara atau saudara lelaki atau perempuan ibu. Manakala hijab yang telah disebutkan tadi terdiri daripada 2 jenis iaitu:
Hijab Nuqshon dan Hijab Hirman.
(a) Hijab Nuqshon
Terhalang dengan mengurangi pembahagian ahli waris dari menerima pembahagian  Ashabul-Furud yang lebih banyak menjadi lebih sedikit, kerana masih ada ahli waris  lain yang bersama-samanya.  Seperti suami dari menerima setengah menjadi seperempat kerana ada anak atau cucu.
(b) Hijab Hirman
Terhalang dengan tidak menerima pembahagian pusaka sama sekali kerana masih terdapat ahli waris yang lebih dekat hubungannya dengan yang mati yang lebih berhak untuk menerima harta pusaka. Misalnya saudara lelaki sebapak terhalang kerana adanya saudara lelaki kandung dan datuk terhalang sebab adanya bapa.k
 

Rabu, 30 November 2011

Secangkir Teh untuk Mengubah Hidup Anda!

 Secangkir Teh untuk Mengubah Hidup Anda!
“Tak ada masalah yang begitu besar atau buruk yang tak bisa dikurangi dengan secangkir teh yang nikmat.”
-- Bernard-Paul Heroux --
Kita mungkin sudah banyak tahu tentang khasiat teh bagi kesehatan, khususnya untuk menurunkan berat badan. Bahkan, tea dan diet seolah menjadi dua kata yang saling terkait. Namun, tak banyak dari kita yang tahu tentang kaitan teh dan management diri. Bahkan, mungkin kita menjadi bingung ketika pembicaraan tentang teh kemudian dikaitkan dengan meditasi, motifasi dan beragam instrument management diri itu. Mark Ukra yang kini banyak dikenal dengan sebutan “Dr. Tea” (penulis buku The Miracle of Tea terbitan Qanita-Kelompok Mizan) ketika dalam salah satu bab bukunya itu berbicara tentang “Tao dan Teh” yang pada dasarnya berbicara tentang management diri, menyadari kemungkinan terjadinya kebingungan pada pembaca menarik garis keterkaitan antara management diri yang dibicarakannya itu dengan teh yang menjadi tema dalam buku itu. Karenanya, di bagian akhir bab itu ia menjelaskan tentang keterkaitan keduanya.
Dalam akhir bab itu, ia menjelaskan bahwa teh adalah katalis untuk semua perubahan yang dibuat dalam hidupnya. Ia bercerita bahwa saat ia meminum kopi sepanjang hari, ia merasa ‘terbang’ setiap saat. Gelombang otak beta-nya selalu dalam keadaan dipercepat hingga ia begitu sibuk melakukan bermacam-macam dan tak punya waktu untuk berpikir –apalagi merenung- sejenak tentang siapa dirinya, apa yang sedang dilakukannya dan untuk apa ia melakukan itu.
Menurut Dr. Tea ini, teh ‘lah yang membuatnya tenang, Teh menyeimbangkannya. Teh juga mengizinkannya untuk makan dengan baik, berolahraga secara teratur dan memberikan beragam perubahan dalam dirinya hingga membawanya menjadi pribadi yang menyenangkan.
Karenanya, sebagaimana Dr. Tea, Anda pun butuh teh. Secangkir teh akan membuat Anda menjadi sangat rileks. Sehingga secara otomatis gelombang otak Anda akan ter-setting pada gelombang alpha, yang artinya Anda mampu melakukan tugas sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dan dengan motifasi yang positif. Dan terbukti, berbagai penemuan-penemuan besar oleh tokoh-tokoh besar dunia (seperti Newton dan Archimedes) ditemukan saat mereka berada dalam keadaan rileks; Newton saat bersantai di bawah pohon apel dan Archimedes saat rileks di kolam. Semua itu karena saat rilek, kita mampu merenung secara mendalam dan berpikir dengan tenang, sehingga ide-ide cemerlang akan muncul dari benak yang rilek itu.
Karenanya, mulai ‘lah menikmati seduhan teh setiap pagi, sore atau malam dan rasakan perubahan positif besar yang terjadi pada diri dan hidup Anda!!

Selasa, 15 November 2011

Isi dalamnya kabah


#1
Ka'bah Inside












Ka'bah ini dibuka 2 kali dalam setahun untuk dibersihkan, yaitu sebelum Ramadhan dan sebelum bulan haji. Selain dari itu, hanya level kepala negara saja yang diperbolehkan masuk melihat isi dalam Ka'bah. Itupun harus muslim, karena disini adalah Tanah Haram, artinya non muslim diharamkan masuk. Batasnya ada di pinggiran kota Mekkah.


Kunci dari Ka'bah dipegang oleh suku lokal Mekkah yang bernama Bani Shaybat.

Dengan demikian kalo ada yg bilang isi di dalam Ka'bah adalah berhala, itu tidak benar.


Bangunan Ka'bah ini selalu dikelilingi [diputerin] jamaah haji yg melakukan ibadah thawaf [mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali] selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu, 365 hari setahun. Non-stop ! [tentunya dgn orang yg berganti2]
So, kalo ada yg mengira thawaf jam 2 malam itu sepi, adalah salah besar. Tiap saat gan, ada orang thawaf.



Biasanya thawaf berhenti pada saat shalat.
Habis itu, lanjoot lagi....thawafnya.

-APA SIH TUJUANNYA IBADAH THAWAF ?-

Dalam satu riwayat disebutkan, ketika Nabi Adam as diusir dari surga kemudian Allah turunkan ke bumi, ada satu hal yang paling ia sedihkan, yaitu Adam as tidak bisa lagi mengikuti ibadah para malaikat berthawaf mengelilingi 'Arsy, [singgasana] Allah SWT.

Karena itu kemudian Adam as dihibur oleh Allah dengan dibangunnya Ka'bah sebagai Baitullah, miniatur 'Arsy Allah di bumi.

Lalu Adam as diperintahkan berthawaf mengelilingi Ka'bah.
Sesungguhnya Thawaf adalah cara ibadah menirukan malaikat mengelilingi 'Arsy Allah.

Kemudian Nabi Ibrahim as meninggikan/membangun kembali dasar-dasar (fondasi) Ka'bah dibantu anaknya, Nabi Ismail as. (QS. al-Baqarah [2]: 127)

Nabi Ibrahim bersama anaknya melakukan thawaf mengelilingi Ka'bah sesuai perintah Allah SWT.

Ibadah haji dikumandangkan Nabi Ibrahim a.s. sekitar 3600 tahun yang lalu. dan beliau pulalah yang diperintahkan untuk mengumandangkan syari’at haji (Q.S. al-Haj [22]: 27).

Jadi, thawaf merupakan warisan dari Nabi Adam as, Nabi Ibrahim as dan Ismail as hingga Nabi Muhammad Saw kemudian diwariskan kepada Umat Islam hingga saat ini.

Sesungguhnya Ritual Haji yang dilakukan para Jama'ah Haji melalui Thawaf dengan mengelilingi Ka'bah selain menirukan cara beribadah para malaikat, para Nabi dan Rasululullah Saw, pada hakikatnya juga adalah menirukan prilaku alam semesta.

Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? Dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. Dan barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang [sanggup] memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki. (QS. Al-Hajj/22:18)

Ternyata Al-Qur'an telah menginformasikan bahwa seluruh benda-benda langit di alam semesta yang ada di jagad raya juga melakukan "thawaf" yang sama.

Misalnya bulan dan bumi berthawaf mengelilingi matahari, dan matahari beserta seluruh familinya juga berthawaf mengelilingi pusat galaksi, yang oleh para astronom disebut Milky-way atau Galaksi Bimasakti.

Bahkan yang lebih mengagumkan lagi sampai benda yang terkecil electron berputar (berthawaf) mengelilingi proton (Subhannallah...). Padahal Konsep tentang Atom ini ditemukan 7 abad setelah Al-Qur'an diturunkan.

Sedangkan para ahli kimia di abad 14 Hijriah baru dapat menjelaskan bahwa atom itu, semisal Hydrogen, terdiri Rawasia dari satu batang magnet yang berputar atau lebih dikenal Proton yang menjadi inti sumbunya dan dilingkupi oleh Mar'a yang sekarang disebut orang dengan Electron dan Positron beredar mengorbit (berthawaf) mengeliligi Proton.

Demikian juga Malam berputar (berthawaf) dengan siang tidak saling mendahului. Itu semua merupakan bukti bahwa alam semesta yang ada di langit dan bumi sampai yang terkecil tunduk bersujud dan berthawaf dengan setia menyembah kepada Allah SWT


----------------

Sesungguhnya Allah memanggil kita [manusia] itu hanya 3 kali saja seumur hidup :

1. Panggilan untuk sholat [adzan]

2. Panggilan untuk melakukan ibadah haji di rumah-Nya [baitullah]

3. Panggilan untuk menghadap-Nya [kematian]

Dan Allah akan memanggil siapa saja yg dikehendaki Nya, termasuk undangan untuk menjadi 'tamu khusus' Nya di baitullah.

Banyak sudah kisah ttg si miskin papa yg tau2 bs naik haji, atau si kaya raya yg batal naik haji krn berbagai sebab shg gagal sampai ke Mekkah, dll.

Gw cm bs doain bwt loe smua, smoga bs mendapat undangan sbg 'tamu khusus' Nya di Baitullah & pulang sbg haji yg mabrur. Amiin.

-----------------------

Sepintas ttg kondisi saat berhaji.

Pada saat musim panas, suhu di sana [menurut termometer di masjidil haram] bs mencapai 49 drjt celcius. Panas banget bo.
Kendala utama para jemaah haji di sana adalah 'MALAS'. Malas pergi ke Masjidil haram krn panas atau jauh. Enakan di dlm hotel/pemondokan yg adem pake AC.

[Makanya kalo udah disana, bulatkan tekad utk beribadah. Krn begitu keluar hotel emang lsg berasa bener panasnya cuaca disana. Hawa panas seolah2 nyeruduk masuk ke dlm rongga hidung & paru2. Yg ga kuat biasanya mimisan.
Tips yg plg nyaman saat keluar hotel adalah pake masker atau pake kerudungan sorban ky pejuang palestina & tinggal keliatan matanya. Pake payung ga menyelesaikan masalah ternyata.
Tp kalo udah di dalam masjidil haram, udaranya sangat sejuk krn ber-AC. Disanapun disediakan gratis air zamzam dingin & hangat dlm gentong2 ber-kran di setiap penjuru masjid.
Oleh krn itu sangat disarankan sebelum berangkat haji utk melakukan olah fisik demi menjaga kebugaran tubuh selama ibadah di sana. & kalo bs, berhajilah saat loe msh 'muda', karena ibadah haji adalah betul2 ibadah fisik]

Padahal, sholat di masjidil haram, pahalanya 100.000 kali drpd sholat di tempat lain. Bayangkan kita sholat di rumah yg pahalanya cuma 1 kalo sholat sendirian. Mau brp puluh taon kita bs dpt pahala 100.000 ??......................
Itu baru 1 kali sholat di masjidil haram. Kalo sehari 5 x sholat disitu, selama sebulan....itu artinya sama aja kita dikasih umur sampai 8000 tahun & sholat terus 5 waktu ga pernah absen ! (subhanallah...allahuakbar walillahilhamd..)
Gw ampe kagets sendiri nulis ini.

Sabtu, 12 November 2011

Utsman Bin Affan, Biografi Singkat Khalifah Ke-3

Utsman bin Affan (sekitar 574656) adalah sahabat Nabi Muhammad SAW yang merupakan Khulafaur Rasyidin yang ke-3. Nama lengkap beliau adalah Utsman bin affan Al-Amawi Al-Quarisyi, berasal dari Bani Umayyah. Lahir pada tahun keenam tahun Gajah. Kira-kira lima tahun lebih muda dari Rasullulah SAW.
Nama panggilannya Abu Abdullah dan gelarnya Dzunnurrain (yang punya dua cahaya). Sebab digelari Dzunnuraian karena Rasulullah menikahkan dua putrinya untuk Utsman; Roqqoyah dan Ummu Kultsum. Ketika Ummu Kultsum wafat, Rasulullah berkata; “Sekiranya kami punya anak perempuan yang ketiga, niscaya aku nikahkan denganmu.” Dari pernikahannya dengan Roqoyyah lahirlah anak laki-laki. Tapi tidak sampai besar anaknya meninggal ketika berumur 6 tahun pada tahun 4 Hijriah.
Menikahi 8 wanita, empat diantaranya meninggal yaitu Fakhosyah, Ummul Banin, Ramlah dan Nailah. Dari perkawinannya lahirlah 9 anak laki-laki; Abdullah al-Akbar, Abdullah al-Ashgar, Amru, Umar, Kholid, al-Walid, Sa’id dan Abdul Muluk. Dan 8 anak perempuan.
Nama ibu beliau adalah Arwa binti Kuriz bin Rabiah. Beliau masuk Islam atas ajakan Abu Bakar, yaitu sesudah Islamnya Ali bin Abi Thalib dan Zaid bin Haristah. Beliau adalah salah satusahabat besar dan utama Nabi Muhammad SAW, serta termasuk pula golongan as-Sabiqun al-Awwalin, yaitu orang-orang yang terdahulu Islam dan beriman.
Utsman adalah seorang yang saudagar yang kaya tetapi dermawan. Beliau adalah seorang pedagang kain yang kaya raya, kekayaan ini beliau belanjakan guna mendapatkan keridhaan Allah, yaitu untuk pembangunan umat dan ketinggian Islam. Beliau memiliki kekayaan ternak lebih banyak dari pada orang arab lainya.
Ketika kaum kafir Quarisy melakukan penyiksaan terhadap umat islam, maka Utsman bin Affan diperintahkan untuk berhijrah ke Habsyah (Abyssinia, Ethiopia). Ikut juga bersama beliau sahabat Abu Khudzaifah, Zubir bin Awwam, Abdurahman bin Auf dan lain-lain. Setelah itu datang pula perintah Nabi SAW supaya beliau hijrah ke Madinah. Maka dengan tidak berfikir panjang lagi beliau tinggalkan harta kekayaan, usaha dagang dan rumah tangga guna memenuhi panggilan Allah dan Rasul-Nya. Beliau Hijrah bersama-sama dengan kaum Muhajirin lainya.
Pada peristiwa Hudaibiyah, Utsman dikirim oleh Rasullah untuk menemui Abu Sofyan di Mekkah. Utsman diperintahkan Nabi untuk menegaskan bahwa rombongan dari Madinah hanya akan beribadah di Ka’bah, lalu segera kembali ke Madinah, bukan untuk memerangi penduduk Mekkah.
Suasana sempat tegang ketika Utsman tak kenjung kembali. Kaum muslimin sampai membuat ikrar Rizwan – bersiap untuk mati bersama untuk menyelamatkan Utsman. Namun pertumpahan darah akhirnya tidak terjadi. Abu Sofyan lalu mengutus Suhail bin Amir untuk berunding denganNabi Muhammad SAW. Hasil perundingan dikenal dengan nama Perjanjian Hudaibiyah.
Semasa Nabi SAW masih hidup, Utsman pernah dipercaya oleh Nabi untuk menjadi walikota Madinah, semasa dua kali masa jabatan. Pertama pada perang Dzatir Riqa dan yang kedua kalinya, saat Nabi SAW sedang melancarkan perang Ghatfahan.
Utsman bin Affan adalah seorang ahli ekonomi yang terkenal, tetapi jiwa sosial beliau tinggi. Beliau tidak segan-segan mengeluarkan kekayaanya untuk kepentingan Agama dan Masyarakat umum.
Sebagai Contoh :
  1. Utsman bin Affan membeli sumur yang jernih airnya dari seorang Yahudi seharga 200.000 dirham yang kira-kira sama dengan dua setengah kg emas pada waktu itu. Sumur itu beliau wakafkan untuk kepentingan rakyat umum.
  2. Memperluas Masjid Madinah dan membeli tanah disekitarnya.
  3. Beliau mendermakan 1000 ekor unta dan 70 ekor kuda, ditambah 1000 dirham sumbangan pribadi untuk perang Tabuk, nilainya sama dengan sepertiga biaya ekspedisi tersebut.
  4. Pada masa pemerintahan Abu Bakar,Utsman juga pernah memberikan gandum yang diangkut dengan 1000 unta untuk membantu kaum miskin yang menderita di musim kering.
Masa Kekhalifahan
Utsman bin Affan diangkat menjadi khalifah atas dasar musyawarah dan keputusan sidang Panitia enam, yang anggotanya dipilih oleh khalifah Umar bin khatab sebelum beliau wafat. Keenam anggota panitia itu ialah Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Abdurahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqas, Zubair bin Awwam dan Thalhah bin Ubaidillah.
Tiga hari setelah Umar bin khatab wafat, bersidanglah panitia enam ini. Abdurrahman bin Auff memulai pembicaraan dengan mengatakan siapa diantara mereka yang bersedia mengundurkan diri. Ia lalu menyatakan dirinya mundur dari pencalonan. Tiga orang lainnya menyusul. Tinggallah Utsman dan Ali. Abdurrahman ditunjuk menjadi penentu. Ia lalu menemui banyak orang meminta pendapat mereka. Namun pendapat masyarakat pun terbelah.
Konon, sebagian besar warga memang cenderung memilih Utsman. Sidangpun memutuskan Ustman sebagai khalifah. Ali sempat protes. Abdurrahman adalah ipar Ustman. Mereka sama-sama keluarga Umayah. Sedangkan Ali, sebagaimana Muhammad, adalah keluarga Hasyim. Sejak lama kedua keluarga itu bersaing. Namun Abdurrahman meyakinkan Ali bahwa keputusannya adalah murni dari nurani. Ali kemudian menerima keputusan itu.
Maka Utsman bin Affan menjadi khalifah ketiga dan yang tertua. Pada saat diangkat, ia telah berusia 70 tahun. Peristiwa ini terjadi pada bulan Muharram tahun 24 H. Pengumuman dilakukan setelah selesai Shalat dimasjid Madinah.
Masa kekhalifannya merupakan masa yang paling makmur dan sejahtera. Konon ceritanya sampai rakyatnya haji berkali-kali. Bahkan seorang budak dijual sesuai berdasarkan berat timbangannya.
Beliau adalah khalifah kali pertama yang melakukan perluasan masjid al-Haram (Mekkah) dan masjid Nabawi (Madinah) karena semakin ramai umat Islam yang menjalankan rukun Islam kelima (haji). Beliau mencetuskan ide polisi keamanan bagi rakyatnya, membuat bangunan khusus untuk mahkamah dan mengadili perkara. Hal ini belum pernah dilakukan oleh khalifah sebelumnya. Abu Bakar dan Umar bin Khotob biasanya mengadili suatu perkara di masjid.
Pada masanya, khutbah Idul fitri dan adha didahulukan sebelum sholat. Begitu juga adzhan pertama pada sholat Jum’at. Beliau memerintahkan umat Islam pada waktu itu untuk menghidupkan kembali tanah-tanah yang kosong untuk kepentingan pertanian.
Di masanya, kekuatan Islam melebarkan ekspansi. Untuk pertama kalinya, Islam mempunnyai armada laut yang tangguh. Muawiyah bin Abu Sofyan yang menguasai wilayah Syria, Palestina dan Libanon membangun armada itu. Sekitar 1.700 kapal dipakai untuk mengembangkan wilayah ke pulau-pulau di Laut Tengah. Siprus, Pulau Rodhes digempur. Konstantinopelpun sempat dikepung.
Prestasi yang diperoleh selama beliau menjadi Khalifah antara lain :
  1. Menaklukan Syiria, kemudian mengakat Mu’awiyah sebagai Gubernurnya.
  2. Menaklukan Afrika Utara, dan mengakat Amr bin Ash sebagai Gubernur disana.
  3. Menaklukan daerah Arjan dan Persia.
  4. Menaklukan Khurasan dan Nashabur di Iran.
  5. Memperluas Masjid Nabawi, Madinah dan Masjidil Haram, Mekkah.
  6. Membakukan dan meresmikan mushaf yang disebut Mushaf Utsamani, yaitu kitab suci Al-qur’an yang dipakai oleh seluruh umat islam seluruh dunia sekarang ini. Khalifah Ustman membuat lima salinan dari Alquran ini dan menyebarkannya ke berbagai wilayah Islam.
  7. Setiap hari jum’at beliau memerdekakan seorang budak (bila ada)
Sebab-sebab Terjadinya Kekacauan dalam Pemerintahan Utsman
Pada mulanya pemerintahan Khalifah Utsman berjalan lancar. Hanya saja seorang Gubernur Kufah, yang bernama Mughirah bin Syu’bah dipecat oleh Khalifah Utsman dan diganti oleh Sa’ad bin Abi Waqqas, atas dasar wasiat khalifah Umar bin Khatab.
Kemudian beliau memecat pula sebagian pejabat tinggi dan pembesar yang kurang baik, untuk mempermudah pengaturan, lowongan kursi para pejabat dan pembesar itu diisi dan diganti dengan famili-famili beliau yang kredibel (mempunyai kemampuan) dalam bidang tersebut.
Tindakan beliau yang terkesan nepotisme ini, mengundang protes dari orang-orang yang dipecat, maka datanglah gerombolan yang dipimpim oleh Abdulah bin Saba’ yang menuntut agar pejabat-pejabat dan para pembesar yang diangkat oleh Khalifah Utsman ini dipecat pula. Usulan-usulan Abdullah bin Saba’ ini ditolak oleh khalifah Utsman. Pada masa kekhalifan Utsman bin Affan-lah aliran Syiah lahir dan Abdullah Bin Saba’ disebut sebagai pencetus aliran Syi’ah tersebut.
Karena merasa sakit hati, Abdullah bin Saba’ kemudian membuat propoganda yang hebat dalam bentuk semboyan anti Bani Umayah, termasuk Utsman bin Affan. Seterusnya penduduk setempat banyak yang termakan hasutan Abdullah bin Saba’. Sebagai akibatnya, datanglah sejumlah besar (ribuan) penduduk daerah ke madinah yang menuntut kepada Khalifah, tuntutan dari banyak daerah ini tidak dikabulkan oleh khalifah, kecuali tuntutan dari Mesir, yaitu agar Utsman memecat Gubernur Mesir, Abdullah bin Abi Sarah, dan menggantinya dengan Muhammad bin Abi Bakar.
Karena tuntutan orang mesir itu telah dikabulkan oleh khalifah, maka mereka kembali ke mesir, tetapi sebelum mereka kembali ke mesir, mereka bertemu dengan seseorang yang ternyata diketahui membawa surat yang mengatasnamakan Utsman bin Affan. Isinya adalah perintah agar Gubernur Mesir yang lama yaitu Abdulah bin Abi sarah membunuh Gubernur Muhammad Abi Bakar (Gubernur baru) Karena itu, mereka kembali lagi ke madinah untuk meminta tekad akan membunuh Khalifah karena merasa dipermainkan.
Setelah surat diperiksa, terungkap bahwa yang membuat surat itu adalah Marwan bin Hakam. Tetapi mereka melakukan pengepungan terhadap khalifah dan menuntut dua hal :
  1. Supaya Marwan bin Hakam di qishas (hukuman bunuh karena membunuh orang).
  2. Supaya Khalifah Utsman meletakan jabatan sebagai Khalifah.
Kedua tuntutan yang pertama, karena Marwan baru berencana membunuh dan belum benar-benar membunuh. Sedangkan tuntutan kedua, beliau berpegang pada pesan Rasullulah SAW; “Bahwasanya engkau Utsman akan mengenakan baju kebesaran. Apabila engkau telah mengenakan baju itu, janganlah engkau lepaskan”
Setelah mengetahui bahwa khalifah Utsman tidak mau mengabulkan tuntutan mereka, maka mereka lanjutkan pengepungan atas beliau sampai empat puluh hari. Situasi dari hari kehari semakin memburuk. Rumah beliau dijaga ketat oleh sahabat-sahabat beliau, Ali bin Thalib, Zubair bin Awwam, Muhammad bin Thalhah, Hasan dan Husein bin Ali bin Abu Thalib. Karena kelembutan dan kasih sayangnya, beliau menanggapi pengepung-pengepung itu dengan sabar dan tutur kata yang santun.
Hingga suatu hari, tanpa diketahui oleh pengawal-pengawal rumah beliau, masuklah kepala gerombolan yaitu Muhammad bin Abu Bakar (Gubernur Mesir yang Baru) dan membunuh Utsman bin Affan yang sedang membaca Al-Qur’an. Dalam riwayat lain, disebutkan yang membunuh adalah Aswadan bin Hamrab dari Tujib, Mesir. Riwayat lain menyebutkan pembunuhnya adalah Al Ghafiki dan Sudan bin Hamran.
Beliau wafat pada bulan haji tahun 35 H. dalam usia 82 tahun setelah menjabat sebagai Khalifah selama 12 tahun. Beliau dimakamkan di kuburan Baqi di Madinah.
Wallahu A’lam.

Dikutip dari blog halaqohdakwah
 


Mencita-citakan Generasi Shalahuddin, Mulai Dari Generasi Gusjigang


Enam tahun lalu ada film terkenal yang berjudul Kingdom of Heaven (2005), yang meskipun dibuat oleh orang diluar Islam – tetapi sedikit banyak menguak kebesaran kepemimpinan Islam dibawah tokohnya Shalahuddin al- Ayyubi.  Dalam sejarah Islam sendiri, Shalahuddin memang salah satu tokoh yang amat  sangat penting perannya karena dibawah kepemimpinannya-lah Baitul Maqdis kembali ke tangan Islam – setelah lebih dari satu genarasi berada dalam cengkeraman kaum salib .  Tetapi seorang Shalahuddin bukanlah pemimpin yang ujug-ujug turun dari langit, dia adalah produk sebuah generasi.



Awalnya adalah Al-Ghazzali yang hidup di jaman keterpurukan Islam itu, dia berusia sekitar sekitar 42 tahun ketika Maitul Maqdis ditaklukkan tentara salib. Maka ulama besar yang kemudian disebut sebagai Hujjatul Islam Al- Ghazzali ini men-diagnosa kondisi umat Islam saat itu, mengapa sampai bisa sedemikian terpuruknya sehingga puncaknya dengan mudah bisa ditaklukkan oleh tentara salib.



Dia menemukan saat itu umat terpecah belah oleh fanatisme mazhab dan golongan, fungsi ulama berubah yang tadinya guru dan penasihat para penguasa malah menjadi alat politik dan bawahan para penguasa, dan kecintaan pada harta menimbulkan perilaku menyimpang baik cara perolehan maupun penggunaannya. Ini semua yang kemudian menimbulkan kerusakan ekonomi , sosial dan politik – yang kemudian melemahkan dunia Islam secara keseluruhan dalam menghadapi serangan-serangan kaum salib.



Menghadapi kerusakan-kerusakan yang meluas saat itu, orang-orang yang tulus ingin menjaga agamanya menempuh berbagai cara.  Ada yang kemudian secara pasif mengasingkan diri menjauhi pengaruh buruk dari kerusakan yang meluas; ada yang menjauh dari lingkungan yang penuh syubhat untuk dapat berbenah diri, mengevaluasi pemikiran dan konsepnya, kemudian kembali ke tengah masyarakat untuk melakukan al amr bil ma’ruf wan nahy ‘an al munkar – menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Cara yang kedua inilah yang ditempuh oleh Al-Ghazzali.



Al-Ghazzali kemudian berusaha memproduksi generasi baru para ulama dan pendidik (murabbi), melahirkan system baru dalam pendidikan dan pengajaran, menghidupkan misi al amr bil ma’ruf wan nahy ‘an al munkar, mengingatkan pemerintah yang dzalim, menyerukan keadilan sosial, sampai pada memberantas aliran-aliran dan pemikiran sesat yang memang juga sudah ada saat itu.



Untuk merealisasikan upaya tersebut Al-Ghazali merumuskan system pendidikan baru yang kemudian diterapkan di madrasahnya. Konsep  pendidikan Al-Ghazali inilah yang kemudian diteruskan oleh Syaikh Abdul Qadir al Jilani di Madrasah Al-Qadiriyah – di pusat kota Bagdad yang memfokuskan kegiatannya pada tiga hal.



Pertama pada upaya untuk mencetak lulusan yang siap memegang tampuk pimpinan perjuangan Islam dan menyebarkan misi al amr bil ma’ruf wan nahy ‘an al munkar,  kedua membangun koordinasi antar madrasah dan ketiga membuat modul , strategi, program pendidikan dan dakwah.



Dari upaya penyiapan generasi baru yang panjang melalui madrasah-madrasah tersebut-lah kemudian lahir pemimpin umat Nuruddin Zanki yang kemudian melahirkan ‘anak didik’ Shallahudin Al –Ayyubi. Diperlukan waktu sekitar 90 tahun sejak suatu generasi dipersiapkan, sampai menghasilkan buahnya yang sekaliber Shalahuddin ini.



Suatu masa keterpurukan yang panjang yang mendahului lahirnya generasi Shalahuddin tersebut sesungguhnya sangat mirip dengan apa yang kita alami di jaman ini. Kini umat Islam terpecah bukan hanya oleh mazhab, golongan dan aliran; tetapi juga oleh partai-partai.



Dampak perpecahan ini berakibat serius pada hubungan politik, sosial, peribadatan dan sampai pula pada ekonomi.  Kita menjadi terlalu lemah untuk bisa melawan isu-isu yang seharusnya bisa dihadapi bersama seperti  perusakan aqidah, pemurtadan dan penguasaan/penjajahan umat oleh kekuatan di luar Islam baik dibidang poltik, pemikiran, budaya dan tentu yang paling dasyat ekonomi.



Sesungguhnya di negeri ini sudah pernah diupayakan perubahan serupa dengan yang dilakukan oleh Al-Ghazzali yang sampai melahirkan generasi Shalahuddin – tetapi dalam tingkatan yang lebih sederhana. Konon sekitar tahun 1500-an Sunan Kudus merumuskan suatu generasi yang hendak dihasilkannya yang disebut generasi Gusjigang – yang artinya berperilaku bagus, pandai mengaji dan pandai pula berdagang. Target pencapaian generasi yang Gusjigang ini pulalah yang menjelaskan antara lain mengapa masjid Kudus  berada di dekat pasar.



Kalau toh target penyiapan generasi sekwalitas generasi Shalahuddin perlu waktu yang lebih panjang dan effort yang luar biasa dari seluruh komponen umat yang mau bersatu, barangkali kita bisa mulai dengan yang kita bisa di lingkungan kita.



Mengajari anak-anak dan remaja di sekitar untuk beraklak bagus, melalui cara mengaji (termasuk pemahaman dan pengamalannya tentu saja), sambil juga diajari berdagang – maka insyaallah perjalanan panjang perbaikan generasi ini akan juga bisa kita mulai, selebihnya kita serahkan kepadaNya, sampai dimana nanti perbaikan ini akan menghasilkan buahnya yang berarti. InsyaAllah…